Senin, 21 November 2011

Sepenggal Surat Untuk Bunda

Dari Anak yang di ABORSI

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarrakatuh
Teruntuk Bundaku tersayang...
Dear Bunda...
Bagaimana kabar bunda hari ini? Smoga bunda baik-baik saja...nanda juga di sini baik-baik saja bunda... Allah sayang banget deh sama nanda. Allah juga yang menyuruh nanda menulis surat ini untuk bunda, sebagai bukti cinta nanda sama bunda....
Bunda, ingin sekali nanda menyapa perempuan yang telah merelakan rahimnya untuk nanda diami walaupun hanya sesaat...

Bunda, sebenarnya nanda ingin lebih lama nebeng di rahim bunda, ruang yang kata Allah paling kokoh dan paling aman di dunia ini, tapi rupanya bunda tidak menginginkan kehadiran nanda, jadi sebagai anak yang baik, nanda pun rela menukarkan kehidupan nanda demi kebahagiaan bunda. Walaupun dulu, waktu bunda meluruhkan nanda, sakit banget bunda....badan nanda rasanya seperti tercabik-cabik... dan keluar sebagai gumpalan darah yang menjijikan apalagi hati nanda, nyeri, merasa seperti aib yang tidak dihargai dan tidak diinginkan.

Tapi nanda tidak kecewa kok bunda... karena dengan begitu, bunda telah mengantarkan nanda untuk bertemu dan dijaga oleh Allah bahkan nanda dirawat dengan penuh kasih sayang di dalam syurga Nya. Bunda, nanda mau cerita, dulu nanda pernah menangis dan bertanya kepada Allah, mengapa bunda meluruhkan nanda saat nanda masih berupa wujud yang belum sempurna dan membiarkan nanda sendirian di sini? Apa bunda tidak sayang sama nanda? Bunda tidak ingin mencium nanda? Atau jangan-jangan karena nanti nanda rewel dan suka mengompol sembarangan? Lalu Allah bilang, bunda kamu malu sayang... kenapa bunda malu? karena dia takut kamu dilahirkan sebagai anak haram... anak haram itu apa ya Allah? Anak haram itu anak yang dilahirkan tanpa ayah... Nanda bingung dan bertanya lagi sama Allah, ya Allah, bukannya setiap anak itu pasti punya ayah dan ibu? Kecuali nabi Adam dan Isa? Allah yang Maha Tahu menjawab bahwa bunda dan ayah memproses nanda bukan dalam ikatan pernikahan yang syah dan Allah Ridhoi. Nanda semakin bingung dan akhirnya nanda putuskan untuk diam.

Bunda, nanda malu terus-terusan nanya sama Allah, walaupun Dia selalu menjawab semua pertanyaan nanda tapi nanda mau nanyanya sama bunda aja, pernikahan itu apa sih? Kenapa bunda tidak menikah saja dengan ayah? Kenapa bunda membuat nanda jadi anak haram dan mengapa bunda mengusir nanda dari rahim bunda dan tidak memberi kesempatan nanda hidup di dunia dan berbakti kepada bunda? Hehe,,,maaf ya bunda, nanda bawel banget... nanti saja, nanda tanyakan bunda kalau kita ketemu
Oh ya Bunda, suatu hari malaikat pernah mengajak jalan-jalan nanda ke tempat yang katanya bernama neraka. Tempat itu sangat menyeramkan dan sangat jauh berbeda dengan tempat tinggal nanda di syurga. Di situ banyak orang yang dibakar pake api lho bunda...minumnya juga pake nanah dan makannya buah-buahan aneh, banyak durinya...yang paling parah, ada perempuan yang ditusuk dan dibakar kaya sate gitu, serem banget deh bunda.

Lagi ngeri-ngerinya, tiba-tiba malaikat bilang sama nanda, Nak, kalau bunda dan ayahmu tidak bertaubat kelak di situlah tempatnya...di situlah orang yang berzina akan tinggal dan disiksa selamanya. Seketika itu nanda menangis dan berteriak-teriak memohon agar bunda dan ayah jangan dimasukkan ke situ.... nanda sayang bunda... nanda kangen dan ingin bertemu bunda... nanda ingin merasakan lembutnya belaian tangan bunda dan nanda ingin kita tinggal bersama di syurga... nanda takut, bunda dan ayah kesakitan seperti orang-orang itu...

Lalu, dengan lembut malaikat berkata... nak,kata Allah kalau kamu sayang, mau bertemu dan ingin ayah bundamu tinggal di syurga bersamamu, tulislah surat untuk mereka... sampaikan berita baik bahwa kamu tinggal di syurga dan ingin mereka ikut, ajaklah mereka bertaubat dan sampaikan juga kabar buruk, bahwa jika mereka tidak bertaubat mereka akan disiksa di neraka seperti orang-orang itu.

Saat mendengar itu, segera saja nanda menulis surat ini untuk bunda, menurut nanda Allah itu baik banget bunda.... Allah akan memaafkan semua kesalahan makhluk Nya asal mereka mau bertaubat nasuha... bunda taubat ya? Ajak ayah juga, nanti biar kita bisa kumpul bareng di sini... nanti nanda jemput bunda dan ayah di padang Mahsyar deh... nanda janji mau bawain minuman dan payung buat ayah dan bunda, soalnya kata Allah di sana panas banget bunda... antriannya juga panjang, semua orang sejak jaman nabi Adam kumpul disitu... tapi bunda jangan khawatir, Allah janji, walaupun rame kalo bunda dan ayah benar-benar bertaubat dan jadi orang yang baik, pasti nanda bisa ketemu kalian.

Bunda, kasih kesempatan buat nanda ya.... biar nanda bisa merasakan nikmatnya bertemu dan berbakti kepada orang tua, nanda juga mohon banget sama bunda...jangan sampai adik-adik nanda mengalami nasib yang sama dengan nanda, biarlah nanda saja yang merasakan sakitnya ketersia-siaan itu. Tolong ya bunda, kasih adik-adik kesempatan untuk hidup di dunia menemani dan merawat bunda saat bunda tua kelak.
Sudah dulu ya bunda... nanda mau main-main dulu di syurga.... nanda tunggu kedatangan ayah dan bunda di sini... nanda sayang banget sama bunda....muach!

STOP SEX BFORE MARRIED...
AVOID to ABORTION...!!

Image and video hosting by TinyPic

Selasa, 25 Oktober 2011

WANITA CANTIK TIDAK MASUK SURGA ..

Seorang anak gadis buru-buru masuk rumah dengan wajah yang amat cemberut. Ibunya bertanya-tanya, karena tidak biasanya anak itu berwajah muram. Maka didekatinya anak gadis itu, dan di tanya :
"Ada apa sih kok tidak seperti biasanya. Ada apa di sekolah, apa kamu dimarahi bu guru ?".

Anak itu menjawab: "Tidak ada apa-apa".

Ibu: "Tidak ada apa-apa bagaimana? Katakan nak, aku ini ibumu!".

Anak: "Aku mau tanya sama ibu. Ini soal penting banget. Apakah kecantikan wanita itu sesuatu yang diharamkan?".

Ibu: "Tentu tidak. Siapa yang berkata begitu kepada kamu?".

Anak: "Hari ini ada ibu guru baru. Tampaknya dia dari kelompok aktivis keagamaan. Dia berbicara tentang kecantikan wanita. Katanya kecantikan wanita adalah peralatan setan untuk menyesatkan kaum laki-laki, wanita yang beriman tidak wajib cantik dalam segala hal, orang selalu memperhatikan kecantikannya dialah penolong setan dan tempat kembalinya adalah Jahannam, seburuk-buruk tempat kembali".

Kamis, 20 Oktober 2011

Namaku Edelweiss

Namaku Edelweiss alias Anaphalis javanica. Biasanya aku tumbuh di dataran tinggi atau puncak-puncak gunung. Oleh kalangan Botani, aku sering disebut tanaman sejenis perdu, dan termasuk anggota famili Compositae atau disebut juga Asteraceae (sembung-sembungan).

Bungaku kecil sebesar bunga rumput, orang lebih mengenalku dengan warna putih daripada warna lainnya. Hidupku berge rombolan di ujung dahan dengan harum yang khas. Tinggi batangku dapat mencapai 5 meter dengan daun-daun runcing dan lurus. Bungaku istimewa, tak pernah layu, mekarku abadi, sehingga aku dijuluki “bunga abadi”. Sungguh julukan inilah yang menjadi ‘beban’ bagiku, karena banyak orang menyalahgunakan ‘arti’ keabadianku selama ini! Keabadianku mereka sama kan dengan ‘cinta abadi’, cinta sepasang manusia yang tidak memiliki ikatan resmi. Ah…. Apalah arti protesku? Tho’ siapa yang peduli dengan rintihanku?

* * *


Aku berada di kamar Rieska. Tersusun rapi di atas lemari belajarnya. Disampingku ada diktat kuliah, novel, majalah remaja dan…. Bunga-bunga koleksi Rieska! Tepatnya sengaja disimpan Rieska. Yap! Untuk mengenang siapa yang memberikannya! Aku memang lebih beruntung dari bunga Mawar yang menjadi pendatang baru di kamar ini. Wajahnya pucat karena air di dalam vas tersebut tak pernah diganti oleh Rieska. Sama halnya dengan nasib Suplir yang telah mengering menjadi pembatas buku, lengkap dengan spora yang masih menempel ditubuhnya, dan Anggrek yang merana karena sebagian kelopak bunganya telah mengering.

Ya…. diantara bunga-bunga milik Rieska, ternyata aku memang diperlakukan ‘istimewa’ oleh majikanku, Rieska! Aku ditaruh di dalam kotak berwarna biru muda, berlapiskan plastik transparant. Aku sangat senang dengan perlakuan baik Rieska, tapi…. aku sangat resah dengan label hitam yang bertuliskan “Cinta Abadi” yang melekat manis di atas plastik kotak ini.

* * *


Rabu, 19 Oktober 2011

NAPAK TILAS

MENAPAKI JEJAK SILAM

Pagi itu aku bergegas bangun lebih awal, berharap aku tak tertinggal oleh bis pertama yang yang akan membawaku ke kota Bandung. Sayup-sayup gema adzan berkumandang. Segera ku menghadap-Nya, menyiapkan barang-barangku dan pergi meninggalkan gedung tua tempat aku menginap. Sebuah lembaga kursus yang ditinggali oleh pasangan pengantin muda.

Diseberang jalan sudah berhenti sebuah kendaraan dengan angka yang terlihat jelas terpampang di depan bodinya. ‘03’ syukurlah itulah kendaraan yang akan kunaiki menuju salah satu terminal bus terbesar di Kota Hujan.

Kendaraan panjang bernama bus itu masih terparkir di tempat pemberangakatan yang pertama, kuhampiri pintunya, kumasuki ruangan yang belum begitu penuh, kududuki kursi tepat disebelah jendela kaca yang begitu bersih dan licin, rupanya sebelum diberangkatkan, bus tersebut telah dibersihkan dengan wewangian yang meyeruak keseluruh ruangan. Kusandarkan punggungku pada bantalan yang empuk, melalui jendala kaca itu kupandangi suasana pagi yang begitu sejuk dan meneduhkan. Dalam gerak lambat mataku yang masih mengantuk, antara sadar dan terjaga kuteringat kembali perjuanganku dua setengah tahun yang silam...

Sepenggal Surat Untuk Anakku

,,,KETAHUILAH WAHAI ANAKKU,,,

Menantikan saat saat kelahiranmu merupakan salah satu moment paling berharga dan penting dalam kehidupan ayah bundamu. Dapat ayah saksikan betapa beratnya perjuangan dan penderitaan ibumu dalam melahirkanmu, teriakan, tangisan dan semangat serta ridho ALLAH yang membuat proses kelahiranmu berjalan dengan lancar.

Ketika tangisan pertamamu menggema mengguncang dunia, tak kuasa ku teteskan air mata, kami semua tersenyum dan tanpa tersadar terucap dari mulut kami ALLAHU AKBAR, sungguh besar kasih sayang ALLAH kepada kita semua anakku. Rasa sakit serta perih yang ditanggung bundamu seketika berubah menjadi senyum yang teramat manis padamu nak , kelak kala kau dewasa ingatlah baik baik perjuangan ibundamu jangan sampai kau menyakiti hatinya.


Nabi besar kita Muhammad SAW ketika ditanya siapa yang paling harus kita hormati dalam hidup ini menjawab, ” Ibumu…ibumu…ibumu”. Ayahmu menyaksikan dan merasakan bagaimana penderitaan ibumu sejak kau dalam kandungan hingga melahirkanmu.


Bulan-bulan pertama kehidupanmu dalam kandungan dilalui bundamu dengan rasa yang tak menentu, bersimbah peluh dan darah karna lelah. Namun ia tetap tabah dan tegar menanggung semua beban tersebut. Segala rasa ditahankan bundamu hanya untukmu.

Puisi Tuk Umi dan Zaky-ku


Terkadang di Tengah Malam,
Aku terjaga di pembaringan,
Dan memperhatikan wajah polos nya,
Yang sedang terlelap dalam mimpi damainya.

Sempat terlintas di benak,
Jika aku tak kan terbangun dari tidurku lagi di esok hari,
Tau kah dia bagaimana perasaanku ini tentang dia dihatiku?

Jika tak'kan ada lagi hari esok,
Akankah dia tau betapa aku menyayangi nya?

Dan apabila waktu ku di bumi telah usai, dan dia mesti menapaki hari2 tanpa aku,
Apakah kasih yg telah kuberikan,
Akan cukup?

Lalu...
Aku berjanji pada diri sendiri...
Setiap hari aku akan mengatakan kepadanya;
Seberapa Berartinya Dia Untuk Ku.


Image and video hosting by TinyPic

KESALAHAN TERBESARKU


kesalahan terbesarku adalah
menggantungkan diri pada tiang-tiang yang jemu
bermandi kupu-kupu tanpa madu

aku cuma kerikil, arang, dan lampu-lampu
dengan bias pilu
dan inilah aku
senantiasa menjaring tangis
dengan jari jemari kaku

kesalahan terbesarku adalah
percaya pada langit biru yang menyembunyikan kelabu
menggariskan pelangi manis dengan
garis patah-patah layu

namun kini,
kumulai pahami semua itu
ketika kelopak-kelopak hidup
terhempas
jadi serbuk-serbuk debu

(Aisyah Rumi)


Image and video hosting by TinyPic

SELAMT MALAM CINTA

Cinta memanggilku
Segera kuberlari meghampiri
Meski harus kutempuh
jalan berbatu dan berliku
Kan kuserahklan diri
kedalam rangkulan sayap2nya
Sekalipun duri2 yg bersemayam dibalik sayapnya
akan melukaiku
Ku bisikan cinta

Mungkin cinta kan membawaku
terbang tinggi ke kumpulan bintang2
Namun dia juga akan mencabik2
Satu nafas terhembus adalah kata
Angan, debur, dan emosi tercampur
Dalam jubah terpautanTangan kita terikat…
bibir kita menyatu


JIKA AKU JATUH CINTA


Ya Allah, jika aku jatuh cinta,,
Cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya padaMu,,
Agar bertambah kekuatanku untuk menyintaMu


Ya Muhaimin, jika aku jatuh hati,,
Ijinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut padaMu,,
Agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta nafsu,,


Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,,
Jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling daripada hatiMu,,


Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,,
Rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid dijalanMu,,

Selasa, 11 Oktober 2011

KIDUNG SUNYI

KIDUNG SUNYI UNTUK PAHLAWAN REFORMASI
oleh: Hamdi AL Zamzam

Hari ini aku menangis saksikan hasil benih yang engkau tanam.
Cita-cita mulia yang dahulu engkau perjuangkan kini tenggelam.
Di tangan mereka yang menjadi petualang politik ia terbenam.
Dan keinginanmu untuk bahagiakan rakyat telah makin suram.


Dulu cita muliamu harus ditebus dengan aliran darah dan airmata.
Ayah dan bundamu meratapi kepergian anak mereka tercinta.
Berharap agar kematianmu jadi penebus tercapainya cita.
Namun kini harapan itu telah menyimpang jauh ternyata.


Darahmu yang suci dikhianati mereka yang bernama politisi.
Habiskan uang pajak rakyat pergi berbelanja keluar negeri.
Sibuk kumpulkan uang berbagai sumber untuk mencalon lagi.
Bahkan memikirkan bagaimana dalam partai ciptakan sebuah dinasti.

Sabtu, 08 Oktober 2011

DI TEPI DAMBA

DI TEPI DAMBA



Hening terpuruk terikat bayangmu
Membatu dalam benak tak mau pergi
Mengapa selalu ada bayangmu mengasah tajam
Di tepi damba yg berarak menuju hatiku
Bersimbah keindahan yg melukis birunya sinar matamu
Berpeluh cinta yg mempesonakan bagai sepotong senja
Detik ini, aku memeluk hening, untuk dirimu


Image and video hosting by TinyPic

Rabu, 05 Oktober 2011

WANITA CERDAS

DICARI WANITA CERDAS




Ada seorang Ikhwan yang mencantumkan CERDAS sebagai kriteria calon pendampingnya.Dan begitu banyaknya wanita yang ingin disebut sebagai wanita cerdas. Seakan akan kalau sudah menjadi wanita cerdas ..dunia akan terasa indah..dan juga bagi ikhwan..mendapatkan akhwat cerdas ..dunia akan berubah rasa..rasa coklat..stroberri..ato rasa Melon....he..he..Pendeknya menjadi wanita cerdas benar-benar didambakan..bahkan permintaan semakin banyak.

Tetapi cerdas yang bagaimana sech ?...pasti itu rentetan pertanyaan yang kemudian akan menyusul.dan kemudian benak kita akan mengembara berusaha menemukan jawabannya.Kemana kita akan menemukan sosoknya ?

Media massa kita sering sekali mencekoki dengan profil wanita cerdas yang di bentuk oleh mereka.Bisa berupa wanita yang tangguh dalam orasi dan pembicara seminar yang OK punya !..bisa juga ia tampil begithu elegant dengan setelan blazernya.Bisa juga sebagai ilmuwan atau sebagai pengusaha wanita yang tangung di belantara bisnis yang di dominasi kaum laki-laki.

KAMPUNG CANTIK KAKI GUNUNG HALIMUN



Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar adalah sebuah kampung adat yang mempunyai ciri khas dalam lokasi dan bentuk rumah serta tradisi yang masih dipegang kuat oleh masyarakat pendukungnya. Masyarakat yang tinggal di Kampung Ciptagelar disebut masyarakat kasepuhan. Istilah kasepuhan berasal dari kata sepuh dengan awalan /ka/ dan akhiran /an/. Dalam bahasa Sunda, kata sepuh berarti ‘kolot’ atau ‘tua’ dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan pengertian ini, muncullah istilah kasepuhan, yaitu tempat tinggal para sesepuh. Sebutan kasepuhan ini pun menunjukkan model ’sistem kepemimpinan’ dari suatu komunitas atau masyarakat yang berasaskan adat kebiasaan para orang tua (sepuh atau kolot). Kasepuhan berarti ‘adat kebiasaan tua’ atau ‘adat kebiasaan nenek moyang’. Menurut Anis Djatisunda (1984), nama kasepuhan hanya merupakan istilah atau sebutan orang luar terhadap kelompok sosial ini yang pada masa lalu kelompok ini menamakan dirinya dengan istilah keturunan Pancer Pangawinan.

INSPIRASI

KUPU KUPU DIPADANG BUNGA


Dia adalah inspirasi bagiku...
Semangat dan kekuatan dalam hidupku...
Ketulusannya membuatku bertahan hingga kini...
Kesabarannya membuatku bermimpi tak bertepi.

Dia bagaikan kupu-kupu di padang bunga....
Menjadikan keindahan pada kedua tepi mata...
Dia bak ombak di tepi pantai...
Mengundangku untuk datang dan Mencinta...

Dia pujangga di atas pujangga...
Dengan serpihan kata membuatku terpana tak bersuara..

Sungguh bidadari dari surga...
Yang selalu ada untuk kucinta....

Image and video hosting by TinyPic

RIMBA

SEPI DALAM RIMBA

Roda Kecil itu terus berpacu…
Pada liku yang berbatu
Terjal menyerang menyapu adrenalinku
Bersama batang-batang tinggi
Menyambut deru nafasku

Tatapan menghijau getarkan hati yang risau
Dimanakah kesombongan itu?
Bagai semut tanpa daya..
Sejenak sadarkan insan pada Tuhan yang kuasa

Sepi dalam rimba..
Menapaki jejak fatamorgana

Image and video hosting by TinyPic

KELAM

KELAM DALAM MALAM



Mimpi itu datang....
menghantui hati yang bimbang
pelupun bercucuran,
laksana sang atlet yang sedang berjuang

apakah gerangan?
kabar baik atau justru terbalik?

bak harapan yang musnah
deru nafas insan yang resah
dalam hati lamat terucap
sebaris kalimat mohon selamat

Rabbi...
dalam kelemahan ragaku
kupasrahkan diri akan kehendakmu
tuk kugapai Firdusmu yang kurindu

Image and video hosting by TinyPic

RUMI

KESENDIRIAN

aku mengumpulkan kulit kerang
sebagaimana aku menyulam serpihan kenangan

angin kencang
menderuku dari belakang
betapa keras ombak
mengejekku penuh kemenangan

kerinduan kutelan dan kumuntahkan
secara bersamaan
betapa curang waktu
tak membiarkanku lama bertahan

Aisyah Rumi, Anyer Juli 2009


Image and video hosting by TinyPic

RENUNGAN

SEBUAH RENUNGAN

Terima kasih kau mau mencintaiku
dengan keras kepala dan manjanya diriku
aku ingat, ketika hujan mengguyur gigil tubuhku
aku ingat, bagaimana menghadapi hari-hariku
yang kosong
senyummu, matamu begitu kukenang
melekat dalam rangkai mimpi indahku

terima kasih mau mencintaiku
mengulurkan tanganmu
untuk menjalin hidup denganku

Aisyah Rumi,13 Juni 2008

KARENA KAMU

KARENA KAMU


Karena kamu sendiri
Maka aku sepi
Karena kamu jauh
Maka aku rindu
Karena kamu resah
maka aku gelisah
Karena kamu cinta
maka aku setia…


Aisyah Rumi, 9 Desember 2008

RAHASIA DI BALIK TANGISAN

Mereka lewat lagi. Entah sudah yang keberapa kali? Sering kutemui mereka setiap kali menaiki kereta tujuan Bogor saat berangkat atau pulang kuliah. Seperti biasa, semua mata langsung tertuju pada mereka. Perasaan iba bercampur haru muncul seketika. Aku segera merogoh kantong baju untuk mengambil uang receh.
Mereka lewat lagi. Lantai gerbong terlihat cukup bersih. Bersama itu pula tangis menggema di sepanjang gerbong. Begitu memilukan sekaligus membuat penasaran. Apakah yang membuat gadis kecil itu menangis? Apakah luka dikakinya demikian sakit? Mengapa luka itu tak jua sembuh kendati sudah di perban dan di beri obat merah hampir setiap hari?
Mereka lewat lagi. Pertanyaan lain muncul dari mulut seorang ibu yang duduk di hadapanku.
“Mengapa gak cari kerja yang lain aja sih”
“Iya, jadi pembantu kek, jualan apa kek, daripada kaya gitu!” temannya menimpali.
Aku menghela nafas. Mencoba bertahan hingga tangis gadis kecil itu kian samar dan akhirnya benar-benr hilang di balik gerbong sebelah.
Umpatan-umpatan sinis masih terdengar. Perasaan iba dan haru masih tersisa. Terbayang adik kecilku di rumah yang manja dan penuh keceriaan. Usianya sebaya dengan gadis kecil tadi. Berada dalam gendongan ibunya, seorang penyapu gerbong. Telapak kaki gadi kecil itu diperban kain kasa yang tak lagi berwarna putih karena telah dibasahi obat merah.
Di sisi lain muncul kecurigaan dalam benaku. Benarkah ada luka yang cukup parah di balik perban itu? Karena seperti yang kulihat disebuah tayangan televisi, cukup banyak pegemis yang membuat luka tiruan ditubuhnya lalu mengemis di jalan-jalan. Mereka sengaja melakukan hal itu untuk menarik perhatian dan simpati orang. Mereka bisa kita temui di pinggir trotoar, disekitar lampu merah, di tangga-tangga jembatan penyebrangan, di emperan toko, dan tak usah jauh-jauh di depan loket stasiun, di sekitar peron, dan di dalam gerbong kereta.
Tetapi wanita yang satu ini lain daripada yang lain. Tubuhnya nyaris tenggelam dibalik kaus oblongnya yang lusuh dan dekil. Rambutnya dikuncir dengan karet gelang. Keringat bercucuran di kening dan di lehernya.raut wajahnya begitu memelas. Tangan kanannya memegang sebuah sapu lidi berukuran mini. Ya dialah penyapu gerbong yang berpindah dari satu kereta ke kereta lainnya. . atau dengan kata lain ‘pengemis’ yang berdalih sebagai penyapu gerbong demi mendapat sepeser uang dari para penumpang.
Yang lebih unik lagi, wanita itu tidak sendirian. Ada seorang gadis kecil yang berada dalam gendongannya sambil meronta-ronta. Tangisnya yang begitu memilukan mengundang iba di hati para penumpang, sehingga mereka rela menjatuhkan koinnya di atas telapak tangan wanita itu.
Karena dianggap mujarab, taktik tersebut tetap dipertahankan oleh wanita itu setiap ia memasuki gerbong. Luka di telapak kaki anaknya mungkin bisa saja direkayasa sedemikian rupa hingga terlihat asli. Tetapi bagaimana dengan tangis kencang dan erangan yang keluar dari bibir si kecil?
Hal itulah yang membuatku penasaran. Apakah gadis kecil yang sebaya dengan adiku itu benar-benar menangis karena luka yang dideritanya? Mengapa sang ibu tega membiarkan si anak meronta kesakitan dalam gendongannya? Bahkan sepertinya ia senang memanfaatkan derita anaknya itu untuk menarik perhatian dan simpati para penumpang.
Hingga suatu hari tanpa sengaja aku mendapat jawaban atas semua pertanyaanku. Sebuah pemandangan yang memilukan nampak dihadapanku.
Wanita berkaos oblong yang lusuh dan dekil itu perlahan mendekat kearahku. Wanita yang selama ini selalu mengundang iba dan haru di dalam batinku. Wanita yang menyapu gerbong demi gerbong sambil menggendong gadis kecil yang tak berdosa.
Seperti biasa tangis gadis kecil itu kian surut ketika tiba di ujung gerbong. Dari bangku kereta aku menyaksikan mereka dengan seksama. Menunggu peristiwa yang akan terjadi selanjutnya. Peristiwa yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya.
Mereka lewat dihadapanku untuk pindah ke gerbong sebelah. Tangis gadis kecil yang berambut agak pirang itu terdengar lagi bahkan lebih besar dari sebelumnya. Padahal tadi tangisnya sempat merendah. Tubuhnya meronta-ronta menahan sakit. Rupanya itu tidak lain dan tidak bukan karena si ibu sengaja menjedotkan luka si anak pada sebuah besi di antara sambungan kereta. Kejam sekali!
Percaya atau tidak. Peristiwa yang berlangsung sekian detik itu terjadi di depan mataku. Aku spontan mengumpat perbuatan wanita itu. Perasaan iba dan simpatiku selama ini berubah menjadi perasaan geram dan muak. Pertanyaan baru muncul, yaitu mengapa ia begitu tega melakukan hal itu pada anaknya demi mendapatkan sepeser uang? Gadis kecil itu benar-benar anaknya atau bukan? Kalau memang anaknya mengapa ada seorang ibu yang demikian tega?
Kekecewaanku semakin bertambah, ketika tanpa sengaja aku berpapasan dengan wanita itu. Aku kaget melihat dia berpenampilan lain dari yang biasanya. Pakaiannya rapih dan licin.rambutnya dibiarkan tergerai. Wajahnya dihiasi bedak dan lipstik. Dia melangkah sendirian sambil menenteng kantung plastik. Pulang belanja sepertinya. Tidak ada lagi gadis kecil dalam gendongannya yang senantiasa meronta-ronta sambil menahan sakit luar biasa.

Selasa, 04 Oktober 2011

Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana

Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana


"De'... de'... Selamat Ulang Tahun..." bisik seraut wajah tampan tepat di hadapanku. "Hmm..." aku yang sedang lelap hanya memicingkan mata dan tidur kembali setelah menunggu sekian detik tak ada kata-kata lain yang terlontar dari bibir suamiku dan tak ada sodoran kado di hadapanku.

Shubuh ini usiaku dua puluh empat tahun. Ulang tahun pertama sejak pernikahan kami lima bulan yang lalu. Nothing special. Sejak bangun aku cuma diam, kecewa. Tak ada kado, tak ada black forest mini, tak ada setangkai mawar seperti mimpiku semalam. Malas aku beranjak ke kamar mandi. Shalat Subuh kami berdua seperti biasa. Setelah itu kuraih lengan suamiku, dan selalu ia mengecup kening, pipi, terakhir bibirku.
Setelah itu diam. Tiba-tiba hari ini aku merasa bukan apa-apa, padahal ini hari istimewaku. Orang yang aku harapkan akan memperlakukanku seperti putri hari ini cuma memandangku.

Alat shalat kubereskan dan aku kembali berbaring di kasur tanpa dipanku. Memejamkan mata, menghibur diri, dan mengucapkan. Happy Birthday to Me... Happy Birthday to Me.... Bisik hatiku perih. Tiba-tiba aku terisak. Entah mengapa. Aku sedih di hari ulang tahunku. Kini aku sudah menikah. Terbayang bahwa diriku pantas mendapatkan lebih dari ini. Aku berhak punya suami yang mapan, yang bisa mengantarku ke mana-mana dengan kendaraan. Bisa membelikan blackforest, bisa membelikan aku gamis saat aku hamil begini, bisa mengajakku menginap di sebuah resort di malam dan hari ulang tahunku. Bukannya aku yang harus sering keluar uang untuk segala kebutuhan sehari-hari, karena memang penghasilanku lebih besar. Sampai kapan aku mesti bersabar, sementara itu bukanlah kewajibanku.

Do Not Copy

Protected by Copyscape Original Content Validator

baby


cute